Kutelusuri jalan dengan semangat akan keyakinanku. Aku yang kini mampu untuk hidup tanpa seorangpun yang membantuku, terkadang aku berfikir apa yang dikatakan para pemikir-pemikir dan para ahli itu bohong belaka yang mana mereka mengatakan bahwa “manusia tak bisah hidup tanpa bantuan orang lain”. Aku ini buktinya hidup seorang diri, mencari makan yang bisa dimakan, walupun aku tak punya rumah namun ku merasa bumi ini adalah rumahku.
Aku begitu yakin bahwa yang dikatakan orang-orang bahwa manusia mempuyai sifat sosiial itu cuman kebohongan belaka. Aku begitu yakin setalah sekian lama aku hidup beralaskan tanah beratapkan langit tak seorangpun yang peduli padaku. Walaupun aku tidak hidup pada zaman penjajahan belanda namun ku sempat berfikir bahwa kita masih terjajah bukan terjajah secara fisik namun secara watak dan pemikiran kita. Aku berkata seperti ini karena keyakinanku yang begitu kuat. Watak yang telah lama dibentuk oleh kaum Kolonial tak bisa hilang dari fikiran kita. Buktinya kebanyakan dari kita tak mampu berfikir kritis hanya mementingkan ego saja, yang lemah ditindas oleh yang kuat, yang miskin semakin miskin yang kaya semakin kaya dan tak ada rasa peduli sedikitpun, aku merasa terjajah di negeriku sendiri.
Jikalu memang ada yang menolong orang miskin pasti mereka punya kepentingan di dalamnya entah mau dipuji atau apalah, tak ada rasa keikhlasan pada diri mereka. Bukan cuman hal itu yang membuat aku yakin bahwa manusia hanyalah boneka-boneka yang diatur oleh watak egonya, yaitu ketika aku berjalan menelusuri lorong-lorong sempit terdengar isak tangis, teriakan-teriakan yang membuat aku merinding penuh rasa takut, aku tak begitu peduli karena keyakinanku bahwa tak ada sosialisme di dunia ini. Aku begitu yakin dengan keyakinanku, ketika kulihat beberapa orang yang lemah tak berdaya duduk dan baring di gubuk-gubuk mereka yang hampir rubuh dan yang kulihat di balik gubuk-gubuk tersebut berdiri tegak dan kokoh bangunan-bagunan megah.
Aku tak heran lagi karena keyakinanku tak kuragukan lagi. Aku hidup untuk diriku sendiri bukan untuk orang lain. Itulah keyakinanku sekarang. Aku tak mampu berfikir untuk menghilangkan keyakinanku namun itulah sedikit kisah yang kumulai untuk ku tuliskan. Aku tak tau apakah keyakinanku akan berubah, namun matahari tetap terbit dari timur dan bumi masih berputar pada porosnya maka untuk hari ini inilah keyakinanku, entah kapan keyakinanku akan berubah...
Aku begitu yakin bahwa yang dikatakan orang-orang bahwa manusia mempuyai sifat sosiial itu cuman kebohongan belaka. Aku begitu yakin setalah sekian lama aku hidup beralaskan tanah beratapkan langit tak seorangpun yang peduli padaku. Walaupun aku tidak hidup pada zaman penjajahan belanda namun ku sempat berfikir bahwa kita masih terjajah bukan terjajah secara fisik namun secara watak dan pemikiran kita. Aku berkata seperti ini karena keyakinanku yang begitu kuat. Watak yang telah lama dibentuk oleh kaum Kolonial tak bisa hilang dari fikiran kita. Buktinya kebanyakan dari kita tak mampu berfikir kritis hanya mementingkan ego saja, yang lemah ditindas oleh yang kuat, yang miskin semakin miskin yang kaya semakin kaya dan tak ada rasa peduli sedikitpun, aku merasa terjajah di negeriku sendiri.
Jikalu memang ada yang menolong orang miskin pasti mereka punya kepentingan di dalamnya entah mau dipuji atau apalah, tak ada rasa keikhlasan pada diri mereka. Bukan cuman hal itu yang membuat aku yakin bahwa manusia hanyalah boneka-boneka yang diatur oleh watak egonya, yaitu ketika aku berjalan menelusuri lorong-lorong sempit terdengar isak tangis, teriakan-teriakan yang membuat aku merinding penuh rasa takut, aku tak begitu peduli karena keyakinanku bahwa tak ada sosialisme di dunia ini. Aku begitu yakin dengan keyakinanku, ketika kulihat beberapa orang yang lemah tak berdaya duduk dan baring di gubuk-gubuk mereka yang hampir rubuh dan yang kulihat di balik gubuk-gubuk tersebut berdiri tegak dan kokoh bangunan-bagunan megah.
Aku tak heran lagi karena keyakinanku tak kuragukan lagi. Aku hidup untuk diriku sendiri bukan untuk orang lain. Itulah keyakinanku sekarang. Aku tak mampu berfikir untuk menghilangkan keyakinanku namun itulah sedikit kisah yang kumulai untuk ku tuliskan. Aku tak tau apakah keyakinanku akan berubah, namun matahari tetap terbit dari timur dan bumi masih berputar pada porosnya maka untuk hari ini inilah keyakinanku, entah kapan keyakinanku akan berubah...
0 comments "Opiniku tentang kehidupan Kota", Baca atau Masukkan Komentar
Post a Comment