MARI MEMBACA. Powered by Blogger.

Sepenggal cerita saat Mampir di Kandang Ayam milik Pak Mustari : Observasi Ekpedisi tebing Lompo Palang Pangkep


Pak Mustari sedang bercerita
Matahari mulai berada tepat diatas kepala, saat itu kami sedang asyik melihat para pemanjat yang sedang memasang bendera di dinding tebing. Sekitar pukul 12.00 siang, kini bendera "Ekspedisi 2 Dekade" UKM. PA Edelweis telah terpasang kokoh. Kami kembali keluar melangkah meninggalkan basecamp, hari ini kami akan menuju rumah Pak Mustari seorang peternak ayam. Hanya jarak beberapa meter dari jalan masuk basecamp sehingga kami cepat tiba di rumah Pak Mustari. Dia telah berkeluarga mempunyai 1 istri dan 4 orang putra yang masih kecil, anak tertuanya saja masih SD. Kami pun belok masuk kedalam pekarangan rumahnya, motor kami parkir dekat tangga. Disambut hanyat oleh pemilik rumah. Kami langsung berjabatangan, kebiasaan yang sudah menjadi tradisi. Langsung kami dipersilahkan masuk dan duduk. Kami mulai pembicaraan dengan memperkenalkan diri, tak lama pembicaraan sempat berhenti ketika istri Pak Mustari membawa 4 cangkir kopi susu dan beberapa potongan roti. dengan seyum istri Pak Mustari untuk meminum dan mencicipi suguhannya
.
Pak Mustari merupakan mantan pekerja PT. Gorah juga, kini ia sedang serius mengurusi bisnis ayamnya. Sejak tahun 2007, usaha ternak ayamnya ia mulai. Dengan modal berani ia meminjam modal dari bank, sedikit demi sedikit dan seiring waktu berjalan ia mulai membangun usaha ini, hingga hari saat ini populasi ayamnya menapai 5000 ekor. Waktu kami berkunjung ke rumahnya umur ayamnya masih 20 hari, kondisi ayam harus memerlukan perhatian ekstra. Umur-umur seperti ini masih rentan untuk diserang penyakit tegas Pak Mustari. Ketika umur ayam sudah lebih dari 30 hari barulah ia merasa sedikit legah, karena umur tersebut sudah dapat didistribusi dan perawatannyapun tidak lagi mengguras perhatiannya.

Kutaksir umur Pak Mustari kurang lebih 40 tahun, bepenampilan sederhana. Di wajahnya dutumbuhi kumis yang lebat dan janggut yang cukup panjang. Bapak ini tingginya sekitar 165 cm, karena sempat aku berdiri sejajar dengannya jadi aku dapat menaksir tinggi badannya. Kami dipersilahkan melihat tempat ia memelihara ayam-ayamnya. Tak jauh, tenyata rumahnya tersambung dengan kandang ayam. Pantas ketika masuk kedalam rumah aroma bauh khas ayam dapat tercium. Kami pun tiba di kandang, melihat ayam yang umurnya 20 hari. Kelihatan gemuk karena ayam potong. Bulunya belum terlihat lebat masih jelas nampak kulitnya yang kemerah-merahan. Langsung kubuka tutup lensa kamera dan ambil beberapa gambar serta video untuk dokumentasi. Cukup menarik melihat kegiatan ayam-ayam ini. Mereka berkumpul sambil makan dan minum, ada yang sedang berbaring mengangkat lebar-lebar sayapnya dengan mulut menganga. Udara disana memang cukup panas walaupun sudah dibantu dengan beberapa kipas. Cukup lama juga kami dirumah Pak Mustari, waktu berjalan dengan cepatnya. Kini sudah pukul setengah 2 siang. Kamipun pamit pulang dan mengucapakan terima kasih. Kami kembali keliling desa sebelum masuk ke basecamp.

kondisi kandang ayam Pak Muastari


0 comments "Sepenggal cerita saat Mampir di Kandang Ayam milik Pak Mustari : Observasi Ekpedisi tebing Lompo Palang Pangkep", Baca atau Masukkan Komentar